Jika setiap manusia ini bersih tanpa dosa, lalu buat apa ada
neraka? Jika setiap manusia ini kotor tanpa pahala untuk apa ada syurga?.
Pada dasarnya segala hal yang dibentuk dan diciptakan Allah
mempunyai maksud dan tujuannya. Tak ada satu pun jua segala yang diciptakan
tidak ada yang bermanfaat, hingga makhluk hidup didasar lautan pun tercipta
untuk saling menjaga komunitas hidupnya, lalu untuk apa plankton diciptakan
kalau tidak sebagai pengurai bangkai laut yang telah mati.
Mungkin dulu dia preman yang telah membunuh 99 nyawa, namun
diujung hidupnya ia bertobat. Hingga saat setengah perjalanan yang ia tempuh
menuju pintu tobat, ia telah wafat sebelum melakukan ketaatan. Dan akhirnya
Allah mengukur perjalanan menuju tobatnya lebih banyak daripada ia mundur
kembali untuk bermaksiat. Ingat, bahkan niat tobat pun di catat. Bahwasanya ; “Segala
amal perbuatan tergantung pada niatnya”. Niat tobat yang begitu besar Allah
nilai pahala keikhlasannya. Akhirnya Allah pun menerima tobat dan Syurga
menghampirinya.
Memutihkan segala yang samar serta abu-abu kesalahan. Dulu
mungkin ia yang taat beribadah, kemudian Allah menakdirkan ia menjadi penghuni
neraka. Atau dulu ia suka bermaksiat, namun sekarang ia bertobat dengan
kesungguhan iman hingga harumnya syurga menghampirinya. Allah, apakah kami bisa
berakhir dengan pertobatan yang diterima?
Yang sekarang hitam karena legamnya dosa semoga bisa
sedikit- demi sedikit memutihkan segala kesamaran, dan yang putih tetaplah
memutih hingga syurga tak enggan untuk menaungimu.